Archive for the ‘Kumpulan Foto’ Category

Misteri Sungai di Bawah Amazon

Sungai Amazon di Brasil diketahui menyimpan jutaan misteri. Namun siapa sangka salah satu misteri itu adalah keberadaan sungai dengan panjang ribuan kilometer di bawahnya.

Berdasarkan laporan National Observatory Brasil (BNO)yang dikutip Daily Mail, Minggu (28/8/2011), sungai yang terletak sekira 3 kilometer di bawah Amazon itu memiliki panjang lebih mendekati 6.000 kilometer, atau nyaris sepanjang Amazon itu sendiri (6.800 kilometer).

Menurut Dr Valiya Hamza dari BNO, penemuan sungai bawah tanah ini mencuat berkat studi tentang variasi temperatur pada 241 sumur minyak tidak aktif yang digali pada kurun 1970 hingga 1980 oleh perusahaan minyak negara, Petrobras.

Informasi itu memungkinkan tim peneliti yang dipimpin Dr Hamza mengidentifikasi pergerakan air pada sekira 3 kilometer di bawah Sungai Amazon. Penemuan ini sendiri dipresentasikan oleh Hamza pada pertemuan Brazilian Geophysical Society di Rio de Janeiro, pekan lalu.

Kabarnya, sungai itu nantinya akan dinamakan Hamza, demi menghormati ilmuwan yang mengepalai penelitian yang memungkinkan ditemukannya sungai tersebut.

Dr Hamza menegaskan bahwa studi tentang sungai bawah tanah ini masih dalam tahap awal, namun dia meyakini hasil penelitian itu sudah bisa dinikmati pada akhir 2014.

Meski demikian, Dr Hamza menolak mengomentari pertanyaan tentang dampak lingkungan maupun ekonomis keberadaan sungai ini. [okezone/ris]

Monyet Gendong Kucing di Bali Jadi Berita Dunia !



Tak disangka, seekor monyet liar menyayangi kucing dan sering menggendongnya selama hidup di hutan bebas di Bali justru menjadi perbincangan dunia berkat foto-fotonya dimuat di laman the sun edisi 25 Agustus 2010.

Kasih sayang dan keakraban dua hewan berbeda ini menjadi “penyejuk” bagi pecinta hewan di dunia setelah sehari sebelumnya the sun memuat foto dan video lengkap tentang seorang wanita yang membuang kucing ke dalam tong sampah.

Kejadian langka keakraban dua hewan ini justru di Bali Indonesia, yang ramai dikunjungi turis manca negara. Adalah Anne (49) turis yang juga fotografer amatiran memotret beberapa keakraban monyet dengan kucing tersebut karena terkesimak melihat adegan langka.

Dalam foto yang dimuat the sun hasil jepretan Anne, menunjukkan seekor monyet liar (bukan piaraan) berkelamin laki sedang mengangkat kucing warna krem atau coklat muda.

Monyet itu tergolong jenis buas dan liar, berukuran besar dan memiliki warna bulu hitam kecoklatan. Tampak dari cara mengangkat kucing seperti seorang ibu mengangkat anaknya dengan memegang badan dan menyangganya.

Diungkapkan, monyet atau kera jenis ekor panjang itu seperti “mengadopsi” kucing yang ditemukan di sekitar hutan. Monyet itu juga memeluk dan mengangkatnya ke berbagai tempat, hingga membuat para turis yang melihatnya terkesima.

Bahkan, para turis juga terbelalak ketika monyet itu mendekap kucing di pangkuannya seperti menyuruh tidur. Seperti orangtua yang memberikan kehangatan kepada anaknya, monyet itu pun menyembunyikan kucing dalam pelukannya sehingga makin banyak para turis di Monkey Forest Park Bali ingin memotretnya.

“Saya sangat senang dan terkejut melihat adegan ini karena ini adalah monyet liar bukan binatang peliharaan. Monyet itu sangat melindungi kucing. Tampak seperti tak suka jika saya mendekatinya. Dia berusaha menutupi kucing dari penglihatan saya,” kata Anne.

Seperti aksi selebritis, si monyet jantan tak rela anak kucingnya jadi obyek foto. Ia menutupi si kecil dengan daun lebar — agar tersembunyi dari pandangan pengunjung.

Saat mengambil foto unik tersebut, Anne diperingatkan bahasa tubuh oleh si monyet, untuk menjaga jarak. Tak lama setelah dipotret oleh Anne, monyet itu pun kabur ke hutan lebat dengan membawa serta si kucing dalam dekapannya. Berbagai komentar keheranan, pujian dan ucapan terima kasih pun membanjiri berita ini di the sun.

“Aku melihatnya selama 30 menit sebelum ia kabur ke hutan lebat,” tambah Anne. Dan yang menambah keheranan, si kucing itu tampak menikmati dan manja serta nurut di bawah pelukan monyet.

Inilah Situs Pertama di Dunia

Sabtu (6/8) ini menandai 20 tahun ulang tahun situs web pertama yang pernah diciptakan, yakni pada 6 Agustus 1991. Situs ini merupakan karya tim dari CERN.

Tim teknisi CERN yang dipimpin Sir Tim Berners-Lee bekerja menyediakan contoh potensial pertama World Wide Web (www). Meski tak ada salinan asli situs ini, versi terbaru situs ini bisa diakses disini dan untuk laman web pertamanya disini.

Saat itu, Berners-Lee muncul dengan dua ide mendasar, HTML (hypertext markup language) dan HTTP (hypertext transfer protocol). Setelahnya seperti ditulis CERN, ia membuat web-nya sendiri menggunakan komputer NeXT sebagai server.

Selain itu, ia juga mengkodekan browser pertama yang berfungsi ganda sebagai editor HTML pertama. Lebih penting lagi, ia dan rekan Robert Cailliau muncul dengan nama WWW. Selanjutnya, seperti kata sejarah, browser universal yang bisa beroperasi di segala komputer diluncurkan.

Kemudian, pada Februari 1993, versi asli Mosaic, browser web asli pertama, dirilis National Center for Supercomputing Applications (NSCA). Browser ini dikembangkan Marc Andreessen yang kemudian mengembangkan Nerscape dan menjadi templat kebanyakan browser yang dirilis dua dekade ini.

Inilah Orang Yang Menyumbang Emas Tugu Monas



Ternyata 38 kg emas yang dipajang di puncak tugu Monumen Nasional (Monas) Jakarta, 28 kg di antaranya adalah sumbangan dari Teuku Markam , salah seorang saudagar Aceh yang pernah menjadi orang terkaya Indonesia.

Orang-Orang hanya tahu bahwa emas tersebut memang benar sumbangan saudagar Aceh. Namun tak banyak yang tahu, bahwa Teuku Markamlah saudagar yang dimaksud itu.

Itu baru segelintir karya Teuku Markam untuk kepentingan negeri ini. Karya lainnya, ia pun ikut membebaskan lahan Senayan untuk dijadikan pusat olah raga terbesar Indonesia. Tentu saja banyak bantuan-bantuan Teuku Markam lainnya yang pantas dicatat dalam memajukan perekonomian Indonesia di zaman Soekarno, hingga menempatkan Markam dalam sebuah legenda.

Di zaman Orba, karyanya yang terbilang monumental adalah pembangunan infrastruktur di Aceh dan Jawa Barat. Jalan Medan-Banda Aceh, Bireuen-Takengon, Meulaboh, Tapaktuan dan lain-lain adalah karya lain dari Teuku Markam yang didanai oleh Bank Dunia. Sampai sekarang pun, jalan-jalan itu tetap awet. Teuku Markam pernah memiliki sejumlah kapal, dok kapal di Jakarta, Makassar, Medan, Palembang. Ia pun tercatat sebagai eksportir pertama mobil Toyota Hardtop dari Jepang. Usaha lain adalah mengimpor plat baja, besi beton sampai senjata untuk militer.

Mengingat peran yang begitu besar dalam percaturan bisnis dan perekonomian Indonesia, Teuku Markam pernah disebut-sebut sebagai anggota kabinet bayangan pemerintahan Soekarno. Peran Markam menjadi runtuh seiring dengan berkuasanya pemerintahan Soeharto. Ia ditahan selama delapan tahun dengan tuduhan terlibat PKI. Harta kekayaannya diambil alih begitu saja oleh Rezim Orba. Pernah mencoba bangkit sekeluar dari penjara, tapi tidak sempat bertahan lama. Tahun 1985 ia meninggal dunia. Aktivitas bisnisnya ditekan habis-habisan. Ahli warisnya hidup terlunta-lunta sampai ada yang menderita depresi mental. Hingga kekuasaan Orba berakhir, nama baik Teuku Markam tidak pernah direhabilitir. Anak-anaknya mencoba bertahan hidup dengan segala daya upaya dan memanfaatkan bekas koneksi-koneksi bisnis Teuku Markam. Dan kini, ahli waris Teuku Markam tengah berjuang mengembalikan hak-hak orang tuanya.

Siapakah Teuku Markam ??

Teuku Markam turunan uleebalang. Lahir tahun 1925. Ayahnya Teuku Marhaban. Kampungnya Seuneudon dan Alue Capli, Panton Labu Aceh Utara. Sejak kecil Teuku Markam sudah menjadi yatim piatu. Ketika usia 9 tahun, Teuku Marhaban meninggal dunia. Sedangkan ibunya telah lebih dulu meninggal. Teuku Markam kemudian diasuh kakaknya Cut Nyak Putroe. Sempat mengecap pendidikan sampai kelas 4 SR (Sekolah Rakyat).

Teuku Markam tumbuh lalu menjadi pemuda dan memasuki pendidikan wajib militer di Koeta Radja (Banda Aceh sekarang) dan tamat dengan pangkat letnan satu. Teuku Markam bergabung dengan Tentara Rakyat Indonesia (TRI) dan ikut pertempuran di Tembung, Sumatera Utara bersama-sama dengan Jendral Bejo, Kaharuddin Nasution, Bustanil Arifin dan lain-lain. Selama bertugas di Sumatera Utara, Teuku Markam aktif di berbagai lapangan pertempuran. Bahkan ia ikut mendamaikan clash antara pasukan Simbolon dengan pasukan Manaf Lubis.

Sebagai prajurit penghubung, Teuku Markam lalu diutus oleh Panglima Jenderal Bejo ke Jakarta untuk bertemu pimpinan pemerintah. Oleh pimpinan, Teuku Markam diutus lagi ke Bandung untuk menjadi ajudan Jenderal Gatot Soebroto. Tugas itu diemban Markam sampai Gatot Soebroto meninggal dunia.

Adalah Gatot Soebroto pula yang mempercayakan Teuku Markam untuk bertemu dengan Presiden Soekarno. Waktu itu, Bung Karno memang menginginkan adanya pengusaha pribumi yang betul-betul mampu menghendel masalah perekonomian Indonesia. Tahun 1957, ketika Teuku Markam berpangkat kapten (NRP 12276), kembali ke Aceh dan mendirikan PT Karkam. Ia sempat bentrok dengan Teuku Hamzah (Panglima Kodam Iskandar Muda) karena “disiriki” oleh orang lain. Akibatnya Teuku Markam ditahan dan baru keluar tahun 1958. Pertentangan dengan Teuku Hamzah berhasil didamaikan oleh Sjamaun Gaharu.

Keluar dari tahanan, Teuku Markam kembali ke Jakarta dengan membawa PT Karkam. Perusahaan itu dipercaya oleh Pemerintah RI mengelola pampasan perang untuk dijadikan dana revolusi. Selanjutnya Teuku Markam benar-benar menggeluti dunia usaha dengan sejumlah aset berupa kapal dan beberapa dok kapal di Palembang, Medan, Jakarta, Makassar, Surabaya. Bisnis Teuku Markam semakin luas karena ia juga terjun dalam ekspor – impor dengan sejumlah negara. Antara lain mengimpor mobil Toyota Hardtop dari Jepang, besi beton, plat baja dan bahkan sempat mengimpor senjata atas persetujuan Departemen Pertahanan dan Keamanan (Dephankam) dan Presiden.

Komitmen Teuku Markam adalah mendukung perjuangan RI sepenuhnya termasuk pembebasan Irian Barat serta pemberantasan buta huruf yang waktu itu digenjot habis-habisan oleh Soekarno. Hasil bisnis Teuku Markam konon juga ikut menjadi sumber APBN serta mengumpulkan sejumlah 28 kg emas untuk ditempatkan di puncak Monumen Nasional (Monas). Sebagaimana kita tahu bahwa proyek Monas merupakan salah satu impian Soekarno dalam meningkatkan harkat dan martabat bangsa.

Peran Teuku Markam menyukseskan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Afrika tidak kecil berkat bantuan sejumlah dana untuk keperluan KTT itu.

Teuku Markam termasuk salah satu konglomerat Indonesia yang dikenal dekat dengan pemerintahan Soekarno dan sejumlah pejabat lain seperti Menteri PU Ir Sutami, politisi Adam Malik, Soepardjo Rustam, Kaharuddin Nasution, Bustanil Arifin, Suhardiman, pengusaha Probosutedjo dan lain-lain. Pada zaman Soekarno, nama Teuku Markam memang luar biasa populer. Sampai-sampai Teuku Markam pernah dikatakan sebagai kabinet bayangan Soekarno.

Sejarah kemudian berbalik. Peran dan sumbangan Teuku Markam dalam membangun perekonomian Indonesia seakan menjadi tiada artinya di mata pemerintahan Orba. Ia difitnah sebagai PKI dan dituding sebagai koruptor dan Soekarnoisme.

Tuduhan itulah yang kemudian mengantarkan Teuku Markam ke penjara pada tahun 1966. Ia dijebloskan ke dalam sel tanpa ada proses pengadilan. Pertama-tama ia dimasukkan tahanan Budi Utomo, lalu dipindahkan ke Guntur, selanjutnya berpindah ke penjara Salemba Jln Percetakan Negara. Lalu dipindah lagi ke tahanan Cipinang, dan terakhir dipindahkan ke tahanan Nirbaya, tahanan untuk politisi di kawasan Pondok Gede Jakarta Timur. Tahun 1972 ia jatuh sakit dan terpaksa dirawat di RSPAD Gatot Subroto selama kurang lebih dua tahun.

Peralihan kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto membuat hidup Teuku Markam menjadi sulit dan prihatin. Ia baru bebas tahun 1974. Ini pun, kabarnya, berkat jasa- jasa baik dari sejumlah teman setianya. Teuku Markam dilepaskan begitu saja tanpa ada konpensasi apapun dari pemerintahan Orba. “Memang betul, saat itu Teuku Markam tidak akan menuntut hak- haknya. Tapi waktu itu ia kan tertindas dan teraniaya,” kata Teuku Syauki Markam, salah seorang putra Teuku Markam.

Soeharto selaku Ketua Presidium Kabinet Ampera, pada 14 Agustus 1966 mengambil alih aset Teuku Markam berupa perkantoran, tanah dan lain-lain yang kemudian dikelola PT PP Berdikari yang didirikan Suhardiman untuk dan atas nama pemerintahan RI. Suhardiman, Bustanil Arifin, Amran Zamzami (dua orang terakhir ini adalah tokoh Aceh di Jakarta) termasuk teman-teman Markam. Namun tidak banyak menolong mengembalikan asset PT Karkam. Justru mereka ikut mengelola aset-aset tersebut di bawah bendera PT PP Berdikari. Suhardiman adalah orang pertama yang memimpin perusahaan tersebut. Di jajaran direktur tertera Sukotriwarno, Edhy Tjahaja, dan Amran Zamzami. Selanjutnya PP Berdikari dipimpin Letjen Achmad Tirtosudiro, Drs Ahman Nurhani, dan Bustanil Arifin SH.

Pada tahun 1974, Soeharto mengeluarkan Keppres N0 31 Tahun 1974 yang isinya antara lain penegasan status harta kekayaan eks PT Karkam/PT Aslam/PT Sinar Pagi yang diambil alih pemerintahan RI tahun 1966 berstatus “pinjaman” yang nilainya Rp 411.314.924,29 sebagai penyertaan modal negara di PT PP Berdikari.

Kepres itu terbit persis pada tahun dibebaskannya Teuku Markam dari tahanan.

Proyek Bank Dunia

Sekeluar dari penjara, tahun 1974, Teuku Markam mendirikan PT Marjaya dan menggarap proyek-prorek Bank Dunia untuk pembangunan infrastruktur di Aceh dan Jawa Barat. Tapi tidak satupun dari proyek-proyek raksasa yang dikerjakan PT Marjaya baik di Aceh maupun di Jawa Barat, mau diresmikan oleh pemerintahan Soeharto. Proyek PT Marjaya di Aceh antara lain pembangunan Jalan Bireuen – Takengon, Aceh Barat, Aceh Selatan, Medan-Banda Aceh, PT PIM dan lain-lain.

Teuku Syauki menduga, Rezim Orba sangat takut apabila Teuku Markam kembali bangkit. Untuk itulah, kata Teuku Syauki, proyek-proyek Markam “dianggap” angin lalu.

Teuku Markam meninggal tahun 1985 akibat komplikasi berbagai penyakit di Jakarta. Sampai akhir hayatnya, pemerintah tidak pernah merehabilitasi namanya. Bahkan sampai sekarang.

Batu Aneh Berbentuk UFO di China

Beberapa batu mineral berbentuk UFO ditemukan si wilayah Shangrao, propinsi Jiangxi, Cina. Para ahli mengindikasikan bahwa batu UFO itu terbentuk sekitar 300 juta tahun yang lalu.

Batu-batu misterius itu sendiri ditemukan di antara tumpukan batu-batuan yang terabaikan di sekitar tambang batubara. Diantara batu-batu itu ada yang berdiameter 4,9 kaki dengan ketebalan sekitar 7,9 inci dan 23,6 inci. Beratnya sekitar 1 ton masing-masing.

Seorang insinyur dari biro batubara Shangrao mengemukakan teori bahwa batu ini terbentuk pada masa sekitar akhir Paleozic Carboniferus dan Masa Permian mula-mula. Jadi sekitar 300 juta tahun yang lalu.

Batu UFO ini ternyata bukan hanya ditemukan di Jiangxi, batu sejenis juga pernah ditemukan dekat proyek bendungan Shibuya di Sichuan. Berat batu yang ditemukan disana masing-masing sekitar 90 kilogram.

Di Shibuya, batu-batu UFO tersebut ditemukan di Big Cave Bay, sebuah gua alami dimana ada arus air yang mengalir di dalam gua tersebut. Para penduduk menemukan batu aneh tersebut ketika sedang meledakkan bebatuan di situ.

Yang luar biasanya, batu-batuan UFO itu ditemukan dalam kondisi berbaris rapi dengan jarak masing-masing sekitar 1,6 kaki. Dilaporkan bahwa batu UFO ini memiliki tekstur yang keras dan memiliki karakteristik berbeda dengan bebatuan gunung. Sampai saat ini, para ilmuwan masih belum bisa memastikan bagaimana batu tersebut dapat memiliki bentuk seperti UFO (Atau tempurung kura-kura).

Kumpulan Foto Yang Jarang Anda Lihat